Home Bahasa Komparasi Asing 日本語を勉強する:dengan Engrish and 日本語 Instruction Ranguage
Komparasi Asing - July 1, 2012

日本語を勉強する:dengan Engrish and 日本語 Instruction Ranguage

Mulai Kamis di akhir bulan Juni kemarin, saya yang kebetulan beruntung mengikuti kursus bahasa Jepang gratis yang diselenggarakan oleh Tohoku University Liason Office in ITB. Kursus ini direncanakan akan berlangsung selama 15 minggu. Prof. Y. Kimura mengajar kursus ini. Beliau merupakan delegasi Tohoku University dalam kerjasama ITB-Tohoku di bidang riset dan pendidikan. Dengan demikian, bisa dibilang kami diajar oleh pengucap bahasa jepang asli (native).

Sebelumnya saya mendaftar kursus bahasa Jepang tingkat lanjutan di UPT Bahasa ITB. Harga kursusnya Rp400.000 untuk 12 minggu pertemuan, seminggu dua kali. Akan tetapi, pada UPT Bahasa ini ada batas minimal peserta jika kursus ingin berjalan yakni 10 orang, sedangkan pendaftar sampai waktu kursus dimulai tanggal 19 waktu itu hanya tiga orang. Mau tidak mau kami harus merelakan kursus di UPT Bahasa ini.

Setelah itu, pada hari yang sama, saya dan teman saya yang juga “didepak” pun iseng berkeliling ITB. Mencari pojok-pojok yang belum pernah dilewati dan sudut-sudut yang bagus untuk difoto. Sampai di perpustakaan pusat ITB kami melihat selebaran yang ditempel di mading. Selebaran kursus bahasa Jepang secara gratis dari Tohoku University yang menerima 10-15 orang peserta. Beruntungnya saya.

Saya kini mengikuti kursus level K1 bersama dua peserta lain. Ya, peserta K1-course ini hanya tiga orang karena pada rencana awal memang baru akan dibuka Oktober nanti. Bulan Juni ini hanya dibuka G-course yang memulai bahasa jepang dari dasar huruf dan perkenalan. Saya sendiri pernah mengikuti bahasan G-course ini di kursus yang diadakan oleh Unit Kebudayaan Jepang ITB dengan pengajar yang sama dengan yang mewawancara dan yang akan mengajar di kursusnya Tohoku ini: Ms. Nabilah Shabrina, teman saya satu jurusan, angkatan, dan paritas. Karena takut bosan, saya ditawari untuk mengikuti K1-course yang mungkin bisa dibuka jika Kimura Sensei mengizinkan. Beberapa pendaftar kursus yang diwawancari juga sudah pernah membahas G-course di kesempatan lain. Dengan demikian, akhirnya K1-course pun dibuka juga walaupun hanya tiga orang.

Sebenarnya (stricly speaking) saya juga sudah pernah melewati bahasan bahan ajar K1-course, diajar oleh guru yang sama pula di kursus yang sama pula. Baru sadar saya, selama kuliah guru bahasa jepang saya cuma satu ini. Walaupun mengulang bahasan, hal itu sudah cukup lama sehingga tidak ada salahnya saya mengulang pelajaran. Nggak apa-apa lah. Toh pengajarnya beda, pikir saya.

Tentu saja, sebelum merasakan sendiri saya tidak bisa mengira-ngira bagaimana rasanya diajar bapaknya. Deg-degan juga. Bisa bahasa Indonesia nggak ya bapaknya. Duh, duh serem juga.

日本語少し分かりますか?Prof Kimura bertanya saat saya sedang akan duduk ke kursi di hadapan beliau. あ。。まだ少しだけです。Saya menjawabnya. Kemudian profesor memulai pelajaran dengan menjelaskan keunikan bahasa Jepang dibanding bahasa lain, dengan bahasa pengantar campuran bahasa Inggris – bahasa Jepang! Wah, yang saya cemaskan benar juga ternyata. Bapaknya memang tidak bisa bahasa Indonesia. Namanya juga jepang native.

Sedikit bingung campur kaget di awal, saya berkonsentrasi penuh kepada tutur kata Prof. Kimura. Sampai-sampai saya lupa membuka buku pegangan, salinan Minna no Nihonggo chapter 7-13, di depan saya.

Kesannya apa? Seru! Yang saya dapatkan jauh lebih banyak dari yang saya harapkan. Memang pelajaran yang dibahas sudah pernah saya kenyam. Akan tetapi, saya kira banyak sekali manfaat dari momen ini selain pemantapan bahasan kembali. Saya bisa melatih percapakan (conversation) bahasa Inggris kan dalam proses belajar mengajar ini. Belajar bahasa Inggris di pelajaran bahasa Jepang: mantep nggak tuh. Memang sih bapaknya mengajar dengan bahasa Inggris logat Jepang (Japlish) sehingga agak sulit dicerna tetapi saya rasa lama-lama akan terbiasa. Terlebih lagi bapaknya juga menyelingi pengajaran dengan bahasa Jepang. Instruksi dan penjelasan dengan bahasa Jepang! Memang saya masih belum begitu mengerti tapi ya lumayan untuk membiasakan.

Karena bapaknya asli (native) asal kosakata dan frasa yang diajarkan bisa dijelaskan asal muasalnya. Misalkan saja どうぞお上がりくださり yang merupakan perkataan yang diucapkan untuk mempersilakan tamu untuk masuk. Arti secara literalnya sih “Silakan naik”, naik pada kata (berkanji) 上がり. Hal ini mungkin dikarenakan karena pada rumah orang Jepang, biasanya lantai rumah lebih tinggi dari pada lantai teras. Setelah pintu, kita mendapati area teras tempat meletakkan alas kaki kemudian lantai kayunya naik sedikit. Begitulah sehingga kalimatnya menjadi お上がりくださり “silakan naik”.

Bapaknya juga kadang mengartikan dan membandingkan kosakata Jepang dengan Indonesia disela-sela pelajaran. Walaupun sedikit, lucu juga kadang mendengar bapaknya berkata ‘angkotto’. Sekarang Anda tahu lah kenapa judul tulisan ini begitu.

Yang saya sayangkan adalah pada pertemuan pertama kami di kamis kemarin, tidak ada sesi perkenalan. Biasanya dalam kesempatan apa pun di Indonesia, hal yang pertama kali dilakukan adalah berkenalan. Apalagi dalam konteks ini yang satu ruangan hanya ada empat orang, kenapa tidak saling memperkenalkan diri. Mungkin sih bapaknya terlalu semangat mengajarkan bahasa Jepangnya. Bapaknya memang sangat berapi-api dalam mengajar dan menjelaskan.

Pengalaman mempelajari bahasa Jepang dengan bahasa Inggris ini sangat menarik dan memuaskan bagi saya. Memang terkadang ada saat-saat saya tidak bisa memproses sama sekali apa yang dituturkan Prof Kimura. Stuck. Ditambah lagi saya bingung mau mengekspresikan kebingungan saya dengan apa karena saya sendiri memang belum terbiasa berkata-kata Inggris. Dalam kondisi ini, saya hanya mengernyitkan dahi saja. Akan tetapi, semoga ini bisa menjadi pengalaman luar biasa bagi saya dalam berlatih kedua bahasa Inggris dan bahasa Jepang ini.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also

Kenal, Bahasa Inggrisnya Apa?

"No knowledge, no love!" Wait what? Tiba-tiba penasaran, konsep "kenal" itu ada nggak ya…