Lucu dan Nggak Lucu : Mana Yang Benar sih?

Saya bingung dengan pemakaian dua frasa di atas. Yang benar yang bagaimana ya? Biar pembaca mudah memahami maksud saya, kita langsung ke contoh saja. Yang betul itu yang seperti ini
Nggak lucu dong, kalau saya, Direktur, yang melakukan pencatatan hasil rapat. Lalu, tugas sekretaris apa?
(… kalimat 1.1)
atau seperti ini
Lucu dong, kalau saya, Direktur, yang melakukan pencatatan hasil rapat. Lalu, tugas sekretaris apa?
(… kalimat 1.2)
Kedua frasa ini sering digunakan dalam banyak kasus. Hampir setiap pembiacaraan yang sedikit keluar dari hal yang seharusnya dapat memakai frasa ini. Sayangnya keduanya sering dipertukarakan. Contoh lain :
Nggak lucu lah kalau seragam sepak bola ada sponsor Koteks-nya. Gila lo!
(… kalimat 2.1)
Lucu lah kalau seragam sepak bola ada gambar ada sponsor Koteks-nya. Gila lo!
(… kalimat 2.2)
Nggak lucu lah kalau kita dateng ke rumah dosen malam-malam Jam 11 gini, pas tahun baru pula. Gila lo!
(… kalimat 3.1)
Lucu lah kalau kita dateng ke rumah dosen malam-malam Jam 11 gini, pas tahun baru pula. Gila lo!
(… kalimat 3.2)
Nggak lucu lah kalau di panggung nanti saya baca algoritma pencocokan string Boyer-Moore untuk ice breaking. Gila lo!
(… kalimat 4.1)
Lucu lah kalau di panggung nanti saya baca algoritma pencocokan string Boyer-Moore untuk ice breaking. Gila lo!
(… kalimat 4.2)
Nggak lucu lah saya jadian saya dia. Gila lo!
(… kalimat 5.1)
Lucu lah saya jadian saya dia. Gila lo!
(… kalimat 5.2)
Kalau dilihat dari tendensi masyarakat alias kecenderungan penggunaan di ranah lapangan, sepertinya apa pun konteksnya, apa pun maksud yang ingin dicapai, frasa yang lebih sering dipakai adalah yang versi tidak lucu. Mungkin dengan ini, pengguna bahasa memiliki asumsi bahwa semua hal itu secara bawaan (default alias standar) adalah lucu. Hal wajar itu harus lucu. Dengan demikian, hal-hal yang berlawanan dengan keadaan dasar itu menjadi tidak lucu.
Atau mungkin juga, dengan kecenderungan nggak lucu tadi, pengguna bahasa menganggap bahwa sesuatu yang tabu adalah sesuatu yang tidak lucu. Frasa ini digunakan untuk sesuatu yang berbeda dari keadaan wajar kan alias sesuatu yang jayus, mengerikan, melawan arus, aneh, atau membuat orang terheran-heran. Dengan kata lain, nggak lucu.
Jika dua asumsi diatas digunakan dan tendensi tidak lucu itu sah, kalimat yang benar dari contoh-contoh sebelumnya adalah kalimat dengan subnomor 1 seluruhnya.
Boleh juga sih beranggapan demikian. Akan tetapi, apakah tidak lebih baik kalau kita mengikutkan konteks dalam penggunaan salah satu dari kedua frasa ini. Dengan demikian, tergantung konteks apakah kondisi yang dikalimatkan (yang ditempelkan dengan salah satu frasa) itu berlawanan dengan kondisi yang seharusnya (misalnya standarnya harus lucu) atau tidak.
Jika mode ini yang digunakan, kalimat yang benar dari contoh sebelumnya adalah kalimat 1.2, kalimat 2.2, kalimat 3.1, dan kalimat 4.1. Kalimat 1 dan kalimat 2 jelas karena hal itu bertentangan dengan hal yang wajar dan bisa menimbulkan kegelian. Kalimat 3.1 tidak lucu karena memang hal itu sama dengan menyatakan bunuh diri. Kalimat 4.1 tidak lucu karena memang benar-benar tidak lucu. Kalimat 5 bisa keduanya benar karena kurang informasi.
Jadi mana yang benar? Menurut kamu?
Kenal, Bahasa Inggrisnya Apa?
"No knowledge, no love!" Wait what? Tiba-tiba penasaran, konsep "kenal" itu ada nggak ya…
2 Comments