Saya memang belum menjadi penulis blog yang sukses. Akan tetapi, saya tetap ingin memberikan beberapa tips atau lebih tepatnya saran dalam menulis blog. Sebelumnya saya sudah memaparkan tips menulis blog sehingga menarik untuk dibaca orang banyak, dengan kata lain kontennya. Kemudian, tentu saja supaya blog ramai mau tidak mau Anda harus mengelolanya dengan serius dengan kata lain sering ditambah post, sering jalan-jalan, dan sering berinteraksi dengan blogger lain.

Tips pada artikel ini berfokus pada cara mempresentasikan tulisan itu sendiri. Saran penyajian kalo kata bungkus mie mah. Hal ini sanya angkat karena walaupun Anda memiliki tulisan sangat bagus, jika penyajiannya salah Anda tidak akan memperoleh hasil yang maksimal. Setidaknya hal ini saya alami sendiri saat saya melakukan blogwalking ke beberapa blog sebelah.

Don’t judge the book by its cover.

Ya, memang peribahasa itu benar. Banyak sekali harta karun yang diselubungi oleh debu-debu dan lumpur yang kotor. Akan tetapi, adalah sebuah fakta bahwa orang memutuskan untuk membaca (atau membeli) sesuatu (hal apapun) dengan melihatnya terlebih dahulu. Dengan kata lain tampilan atau sajian adalah yang paling pertama dipertimbangkan. Penampilan buruk ya nggak ada yang melamar. Inilah yang mendorong saya menulis artikel ini.

1. Manfaatkan tombol Enter

Sebuah tulisan tidak hanya terdiri dari rangkaian huruf, kata, dan kalimat saja tetapi juga paragraf. Tulisan yang bagus adalah yang memiliki kerangka tulisan yang terencana. Ada alur yang jelas dari awal tulisan hingga akhir tulisan. Untuk mencapai ini, biasanya tulisan dirancang menjadi beberapa pokok utama. Kemudian pokok tadi menjadi kalimat utama dari setiap paragraf. Dengan demikian, tulisan akan menjadi fokus, mudah dibaca, dan mudah dimengerti.

Yang penting dari paragraf adalah setiap paragraf dipisahkan oleh jeda (spasi) yang jelas antara satu dan yang lainnya. Caranya gampang, tekan saja tombol Enter. Jika Anda tidak tahu letaknya biasanya ada di bagian kiri kibor agak ujung. Oh ya, pastikan juga format pada tulisan tersebut adalah paragraf sehingga blog akan memisahkan antar paragraf dengan jeda yang rapi.

Ya, mungkin bagi Anda yang sangat semangat menulis menekan tombol Enter ini merepotkan saja. Nggak ada gunanya, toh tulisannya tetap sama. Akan tetapi, coba pikir dari sudut pandang pembaca. Betapa susahnya pembaca untuk fokus pada cerita Anda. Fokus untuk ganti baris. Apalagi untuk fokus mencerna cerita.

Berikut contoh yang saya temukan di salah satu media elektronik:

Meskipun tulisan di atas (katanya) sangat inspiratif dan mengharukan, saya malas membacanya dan sampai sekarang tidak membacanya. Kenapa? Susah! Paragrafnya panjang-panjang nian. Entah dimana berubah cerita, berubah topik, dimana bicara apa, tak tau lagi awak.

Setidaknya Anda menangkap yang saya maksud: Atur dengan baik penggunaan enter (baca: paragraf) Anda.

Meskipun saya disini menyarankan untuk menggunakan Enter, sebenarnya yang saya sarankan adalah penggunaan paragraf yang baik. Kelebihan penggunaan Enter juga tidak bagus. Ada beberapa orang yang suka menulis secara oneliner. Maksudnya? Setiap kalimat cuma satu baris doang. Oneliner juga biasa dikaitkan dengan orang yang ngoceh/ bicara sendiri tanpa melihat-lihat pendengarnya dan sekelilingnya. Sebaiknya jangan menerapkan oneliner kecuali untuk puisi, untaian kata mutiara, atau dialog. Contoh penulisan oneliner:

Memang sih, tidak ada yang salah memiliki gaya penulisan sendiri, apalagi ini blog yang bebas. Justru bagus jika kita bisa membuat gaya bertutur yang berbeda dari orang lain. Akan tetapi ingat, seberapa besar blog Anda menjadi sarana anda mengekspresikan diri, blog Anda akan dilihat orang. Orang yang melihat tentu punya tujuan: mencari informasi. Jika Anda tidak berusaha memberikan penyajian informasi yang baik, bagaimana mereka akan membaca tulisan Anda.

2. Latih jari anda untuk menggunakan tombol Shift

Tahukah Anda, selain menggunakan Caps Lock ada cara lain untuk mengubah kapitalisasi dari sebuah huruf. Ya, tombol Shift. Beda keduanya adalah CapsLock akan mengubah kapitalisasi secara permanen, sedangkan Shift hanya ketika tombol itu di tekan saja.

Tentu saja saya tidak menganggap Anda sebodoh itu sampai tidak tahu keberadaan tombol Shift. Paragraf di atas hanya becanda saja. Tombol Shift ada dua tetapi saya akui penggunaannya memang agak susah. Apa tidak repot jika setiap di awal kalimat kita harus menekan tombol Shift sambil menulis huruf lain. Memangnya jari kita sebanyak itu apa ya?

Meskipun begitu, kapitalisasi huruf merupakan salah satu hal yang dibakukan dalam tata bahasa. Ia juga merupakan bagian dari kerapian tulisan. Di awal kalimat, ia berfungsi sebagai penanda kalimat baru. Titik? Tidak-tidak, titik itu tanda akhir kalimat bukan tanda kalimat baru kawan. Jika Anda tidak menulis dengan kapitalisasi yang baik, tentu saja tulisan Anda tidak akan dianggap serius, seberapa serius pun nada tulisan Anda tersebut.

Intinya, saya sarankan untuk menjaga kapitalisasi tulisan Anda seserius mungkin.

Catatan tambahan: Jika Anda mencari artikel asli dari kutipan pada gambar di atas, Anda akan mendapati tulisan yang judul dan isinya agak tidak sesuai. Penulisnya menurut saya gagal menyampaikan poin utama dari gagasannya sendiri. Akan tetapi, hal ini diluar lingkup bahasan artikel ini walaupun kesesuaian judul dan isi adalah utama dalam proses tulis-menulis. Tentu saja kesimpulan saya tadi saya capai tanpa saya membaca tulisan secara keseluruhan. Kenapa? Ya karena saya tidak tahu yang mana yang awal kalimat mana yang akhir. Silakan koreksi saya jika Anda sudah membacanya.

3. Gunakan pemformatan

Kebanyakan blog sekarang memiliki fitur penulisan teks kaya pada editor teksnya. Maksudnya, teks yang ada tidak hanya berupa teks polos belaka, tetapi juga bisa dibuat tebal, miring, atau bergaris bawah. Fitur ini sangat membantu dalam memperindah dan (yang lebih penting lagi) mempermudah artikel untuk dibaca. Misalnya untuk penekanan di kata-kata tertentu atau penulisan istilah asing.

Selain pemformatan tadi, kita bisa juga mengatur banyak pemformatan lain selain penjudulan, jenis huruf, warna huruf, warna latar, perataan, dan identasi. Sayang sekali jika fitur ini tidak dimanfaatkan. Contohnya saja artikel ini memiliki kepala (heading) untuk setiap tips yang diberikan. Hal ini dimaksudkan supaya Anda, pembacanya, mudah dalam membedakan paragraf mana milik tips yang mana.

Pemilihan font yang bagus juga utama. Bagus disini dalam artian mudah dibaca loh ya bukan imut atau stylish. Pakailah jenis huruf yang sans-serif karena jenis huruf ini lebih mudah dibaca pada layar komputer (Sumber). Jangan memakai font yang banyak gaya seperti pada gambar oneliner pada tips 2 di atas.

4. Beri gambar secukupnya

Terkadang orang kurang punya motivasi untuk membaca artikel tanpa gambar. Hal ini sepertinya sifat wajar manusia yang agak malas membaca teks penuh. Pemberian gambar untuk sekedar ornamen atau untuk mengilustrasikan konten artikel selain membuat artikel lebih mudah dipahami juga membuat artikel terkesan lebih “ramah baca”. Kemudian, tentu saja jika artikelnya tentang Anda jalan-jalan ke tempat wisata tertentu, foto wajib ada.

Menurut Skyword, perusahaan yang berfokus pada media berdasarkan pencarian, rata-rata kunjungan total sebuah artikel akan meningkat 94% jika disertai foto atau infografik yang relevan dibanding artikel yang tidak memiliki gambar pada kategori yang sama (Sumber).

(Sumber: skyword.com)

Akan tetapi, gambar yang terlalu banyak pun tidak bagus juga. Misalnya Anda pergi ke pantai dan mengambil 30 foto pemandangan disana. Jangan unggah semua fotonya. Pilihlah beberapa yang paling bagus saja. Dengan demikian, pembaca dapat menikmati sisi paling menarik dari pemandangan tersebut dan tidak merasa kewalahan (overwhelmed).

Penerapan gambar yang lanskap menurut saya lebih bagus dari pada gambar potret (lanskap/potret dalam artian layout, bukan konten gambar). Gambar potret memiliki tinggi lebih panjang dari pada lebar. Pada blog yang bentuk artikelnya cenderung memanjang vertikal (tinggi), gambar potret akan memakan banyak tempat. Pembaca perlu menskrol halaman lebih jauh ke bawah. Terlebih lagi, gambar potret secara penuh kadang tidak bisa muat dalam tinggi jendela layar. Pembaca harus menskrol atau mengubah zoom supaya keseluruhan gambar terlihat.

Contoh artikel yang terlalu banyak foto dan bergambar potret sehingga tidak fokus dapat ditemui di blog saya ini misalnya pada artikel Jalan-jalan ke Bekasi Timur ~ Perjalanan Pulang.

5. Pastikan tema blog rapi, bukan fancy

Tentu saja, tema blog yang bagus adalah kewajiban bagi pemilik blog. Hal ini merupakan sarana pengekspresian diri. Bangga kan jika tema blognya keren. Hal ini juga terkait dengan sajian yang saya sebut-sebut di pembuka artikel ini. Tampilan adalah hal pertama yang diamati pembaca.

Akan tetapi, jika tema blog terlalu “fancy” menurut saya akan menimbulkan masalah juga, menurut saya. Contohnya amati gambar di bawah yang merupakan screenshot salah satu blog di luar sana. Tema blognya sangat fabulous. Mantab jaya. Akan tetapi, desain ini sangat mengganggu pembaca. Annoying kalau orang bilang mungkin. Bagaimana tidak, untuk artikel panjang kita hanya diberi jendela lihat (portview) seumprit. Dengan jendela seumprit ini tentu saja kita tidak puas untuk membaca tulisannya apalagi melihat gambarnya. Begitu melihat tampilan seperti ini, saya langsung malas membaca artikel secara keseluruhan.

Kelemahan lain dari disain dibawah adalah penjudulan dari setiap artikel, hanya Quote, Video, Picture, Quote. Apa ini? Maksudnya saya harus mencetin satu-satu untuk mengintip isinya? Apa motivasi saya? Apa yang membuat saya tertarik untuk mengkliknya? Apa bedanya antara Quote yang kuning dan yang hijau? Tidak ada, ya saya tinggal.

Nah, intinya pastikan tema yang Anda pakai super keren tetapi jangan sampai mengganggu kerapihan dan kemudahan pengaksesan informasi. Terutama jika blog Anda memuat artikel-artikel cukup panjang. Pastikan artikel tersebut mudah untuk dibaca. Jika yang dimuat gambar? Pastikan gambarnya bisa dilihat dengan puas. Juga pastikan ada yang membuat orang tertarik untuk mengecek artikel Anda yang lain dibanding hanya melabeli artikel Anda “yang ini gambar”, “yang ini video”, “yang ini quote”.

6. Body bukan widget

Sudah jelas bahwa yang utama pada blog Anda adalah tubuh blog itu sendiri yang berisi informasi, tulisan, atau artikel untuk dibaca oleh khalayak. Anda tidak membuat blog untuk pamer widget bukan. Dengan demikian, perhatikan juga susunan body dan widget blog Anda. Jangan sampai widget lebih mendominasi ruang dibanding artikel utama yang Anda persembahkan ke pembaca.

Coba perhatikan gambar berikut :

Isi artikel tidak salah lagi sangat bagus. Akan tetapi ruang yang didedikasikan untuk itu sangatlah minim. Sebaliknya, widget diberi jatah tiga kolom. Anda harus sadar bahwa widget akan memakan tempat secara vertikal dari atas sampai ujung bawah halaman blog. Efeknya tentu saja wilayah utama artikel menjadi sempit. Bayangkan Anda harus membaca buku novel Harry Potter dengan ukuran huruf yang sama, tetapi lebar bukunya hanya sebesar slip belanja mini market. Apakah Anda enak membacanya?

Jika widget berisi informasi yang padat dan banyak sampai ke bawah mungkin hal ini masih bisa dimaafkan. Dalam contoh di atas, widget hanya berisi pengaturan standar yang diberikan si pembuat tema WordPressnya. Dengan demikian, di bawah banyak sekali ruang kosong yang memakan tempat sia-sia. Padahal ruang ini bisa dimanfaatkan untuk memperlebar artikel utama. Hasilnya, halaman webnya pun tidak menjadi terlalu panjang ke dalam bukan.


Cukup segitu saja dulu mungkin tips penulisan blog kali ini. Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih.

8 Comments

  1. aku biasa nulis di blogspot,nah, tiap paragraf udah aku kasih jeda dg tombol enter, tapi setelah diposting, di tampilannya tetep aja nggak ada jeda antar paragraf, jadi kayak contoh tulisan nomer satu itu,bisa kasih solusi?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also

Kenal, Bahasa Inggrisnya Apa?

"No knowledge, no love!" Wait what? Tiba-tiba penasaran, konsep "kenal" itu ada nggak ya…